Tuesday, March 9, 2010

RITA - AKANKAH PENJUANG KEHIDUPAN ITU HARUS MENYERAH?

Bismillah..

Assalamu'alaiukum wr wb,
Kemarin siang Senin, 8 Naret Pk. 12.30 Sal, menelpon saya dengan suara
tersendat: "Operasi Rita masih berjalan, tapi saya dipanggil dr Hilam. Beliau
memberitahu bahwa operasi tidak bisa dilanjutkan, karena sudah banyak sel-sel
kanker yang melekat di berbagai organ penting. Perlekatannya sudah tebal, kalau
dipaksa angkat, berbahaya bagi pasien. Yah, tinggal menunggu mu'zizat Allah
saja..."

Saya langsung jatuh terduduk, kaki lemas, badan saya dingin sekali. Sesaat saya
tidak bisa berkata-kata. Juga Sal. Hening. Tapi saya mencoba sekuat tenaga
memanggilnya.
"Terus, bagaimana?" tanya saya
"Operasinya ditutup"
"Jadi, kalau nanti Rita sadar, perutnya masih membesar?"
"Ya.."
"Kalau dia tanya, bagaimana?"
"Bagaimana ya?" dia balik bertanya, pasti bingung...


*

Sorenya Sal mengirim sandek: "Rita sudah di rang ICU, diantara sadar dan tidak,
dia berteriak-teriak astaghfirullahhal'adziim, ya Allah,
astaghfirullahhal'adzim, ya Allah... Saya tidak tega melihatnya..."
Menjelang maghrib Sal kembali mengirim sandek :" Rita sudah sadar penuh. Saya
belum diperbolehkan masuk, hanya melihatnya dari kaca. Perutnya dan kakinya
membesar.Ia menoleh ketika melihat saya, tangannya melambai dan tersenyum.
Wajahnya kurus, sehingga gigi-giginya kelihatan besar, tapi bagi saya ia sangat
cantik... aku sungguh sayang sama dia..!"
Malam harinya Sal mengirim sandek: "Malam ini digelar doa di masjid dan
mushalla-mushalla. Keluarga besar Rita dan saya berkumpul memanjatkan doa untuk
turunnya mu'zizat bagi Rika. Saya berharap Mbak juga ya...."


*


Ya, Allah, akankah Pejuang Kehidupan itu harus menyerah? apakah ia kalah?
Sungnguh banyak sekali misteri kehidupan tersimpan rapat-rapat. Bagi mata saya,
mungkin juga mata kita semua, Rita adalah sosok yang kalah, karena sangat tidak
berdaya menghadapi maut yang sedang mengancamnya. Sal, juga mungkin sosok suami
yang kalah karena tidak mampu membawa isterinya ke Singapura atau membeli obat
yang sangat manjur...

Saya jadi teringat Rita bercerita kepada saya pada hari Jumat, 26 Pebruari 2010
siang (saya bezuk). Ada seorang tetangga namanya G bezuk, bercerita bahwa
isterinya terkena kanker mamae, saat ini sedang berobat di Malaka. G
mondar-mandir Jakarta-Malaka dua hari sekali. Di sana dokternya hebat-hebat,
obatnya juga bagus-bagus, kenapa tidak bawa saja Mbak Rita ini ke sana, Sal?"
Ketika G sudah pulang, Sal menangis sengguk-sengguk sambil memeluk: "Maafkan,
aku tidak mampu membawa kamu berobat ke sana. Hanya di sini, di Sal Jamkesmas
ini..." Rita bercerita sambil tertawa, ia menjawab :" Sal, jangan dengerin Si G
itu ngoceh, biar saja! Kalau isterinya sembuh berobat ke sana, itulah yang kita
harapkan, kita bantulah mereka dengan doa. Kamu bawa aku ke sini, aku sangat
bersyukur, terimaksih, Sal. Memang yang punya obat untuk orang sakit siapa, sih?
Bukannya Allah yang pegang kunci gudangnya...hehehe, walaupun berobat ke Amrik,
kalau Allah gak kasih kuncinya, ya,
gak sembuh. Percaya saja sama Allah.. Lagian Si G itu kan memang orang somse
kaya gitu, gak usah direwes..."


*

Tetapi di mata Allah, apa sebenarnya yang hebat dari orang sakit? Tentu:
kesabarannya, usahanya, keikhlsannya! Bukankah begitu, saudaraku? Saya sangat
berterimaksih atas doa, penghiburan dan bantuan yang telah dicurahkan kepada
Rita. Semua itu adalah bentuk kasih sayang Allah kepada kita semua. Saya juga
mohon doakan isteri G semoga sukses, sembuh dan sehat kembali berobat di Malaka
(Malaysia), amiin. Dan untuk Rita, memang hanya mu'zizat Allah yang bisa
mengentikan penyakitnya...
Sampai dengan detik-detik meng-klik 'kirim' belum ada kabar tentang Rika, saya
mau telpon Sal, tapi hati saya tiba-tiba amerasa takut...

Nening
(nyuwun pangapunten dumateng sedherek Banyumasan, boten ngangge 'basa
kebanggan', saestu nyuwun pangapunten)

nening mahendra

sumber: milis FLP

Dibalik peran Sahabatku

Bismillah....

Matahari masih sepenggalah namun teriknya menelusupi ruang Sahabatku.
Sebagai seorang Manajer Sumber Daya Manusia dari sebuah BUMN di daerah,
tentu kebanyakan ya bertemu dengan karyawan. Tapi hari ini didepannya,
seorang laki-laki yang tengah menghiba, bukan karyawan. Orang itu
mengenakan baju meski kelihatan rapih nampak tersirat sangat
sederhana. Laki laki itu pensiunan Perusahaan tempatnya bekerja.

"Pak Manajer mohon maaf, saya datang kehadapan Bapak mau meminjam uang
sebesar Rp 3.500.000,- . "

Sahabat saya menjawab : " Bapak khan baru kenal saya, masak langsung
meminjam uang ?" Sentilnya " Kenapa Tidak pinjam ke teman, Saudara atau
ke tempat lain ?."

" Sudah Pak. Saya sudah putus asa, mereka semua menolak. Saya punya
hutang dimana-mana" Katanya memelas.

" Lho kalau punya hutang dimana-mana, bagaimana Bapak bisa mengembalikan
uang itu ? " Pensiunan itu menunduk dan bergumam," dengan uang Pensiun
sebulan sebesar Rp 850.000,- tentu memang berat untuk mengangsur.
Apalagi diman mana saya masih hutang".

"Untuk apa sih uangnya ? "

"Untuk membayar Uang Kuliah anak saya, Anak saya kuliah di UGM Yogya
Pak".

" Berapa bayaran kuliahnya" tanya sahabat saya.

" Tiga setengah juta Pak."

" Ini empat juta, bapak pakai, tidak usah hutang. Kalau benar- benar
untuk kuliah insya allah saya kasih. Saya akan bantu anak Bapak untuk
menyelesaikan kuliahnya". Bapak itu pulang dengan suka cita.

Hari lain, seorang uztadz datang, bilang pondoknya kesulitan pendanaan.
Sekarang ini sepi donatur. Dulu banyak, dan berasal dari kantor
sahabat Saya. Karena banyak yang pindah. Mereka biasanya menyumbang
beragam ada yang Seratus ribu, duaratus ribu, dsb.

" Dari Kantor ini, berapa total uang sumbangannya, Pak " Tanya sahabat
Saya.

" Kalau semua sekitar 1,5 juta sebulan, Pak ", Jawab Pak Uztadz.

" Ya sudah ini uang Rp 1,5 juta, bulan depan Bapak datang ke tempat
saya, Insya Allah saya akanrutin memberi 1,5 Juta".

Hari berikut, ada pengurus pesantren masih muda datang, mengemukakan
kesulitan dana operasional pengelolaan Pondok.

Dengan uangkapan ringan Sahabat saya berkata sambil menyerahkan selembar
amplop : " Ini uang sekedarnya. Nanti tiap bulan saya akan memberi tapi
jumlahnya tidak tetap, ya? " Katanya sambil menyerahkan amplop.

Hari yang berbeda, sekretarisnya bilang ada yg mau bertemu,
kelihatannya mau minta sumbangan.

" Apa tidak bisa dicarikan alasan agar tidak menemui saya? "

" Wah pak dia nangis nangis suami isteri, bilangnya akan menunggu sampai
Bapak datang kapan pun".

Akhirnya ia menyuruh masuk. Sepasang Suami Isteri masuk sambil
menundukk,

" Pak tolonglah kami Pak. Kata tetangga, untuk urusan anak sekoLah,
Bapak pasti membantu" Katanya " Saya sangat memerlukan Rp 8 juta ".

Sahabat Saya berkata dalam hati : " Wah saya salah ucap ya ....
maksudnya bukan untuk semua orang ......"

" Pak, anak saya kuliah di ITB. Saat ini mengalami kecelakaan dan harus
di operasi segera" Keduanya menangis dihadapan sahabat saya. " Saya
tidak punya uang sama sekali. Hanya kepada Bapak saya berharap Pak ".

"Hush , jangan begitu berharaplah pada Allah". Sahabat saya tergerak
hati. Ditelponnya isterinay yang sedang berada di Bandung. Suruh
mengecek kebenarannya. Kebetulan Saudara Isterinya dekan di ITB. Dan
memang benar anak itu mengalami kecelakaan, dan sudah dibantu Kampus
termasuk asuransi. Masih kurang 4,5 juta.

Akhirnya keduanya disuruhnya berangkat menggunakan travel untuk Menemui
anaknya ?."

" Pak Bagaimana biaya operasinya ? "

" Kampus membayar, Isteri saya nanti yang akan menutupi kekurangannya" .

Hari-hari telah berlalu.

Suatu malam, sekitar jam 10 malam. Sahabat Saya tersadar, dia harus
transfer uang. Anaknya kuliah di UGM dan harus bayar uang kuliah. Hari
ini terakhir. Saat dia memasukkan kartu ke atm, teringat dia pada
pensunan yang datang kekantornya beberapa waktu lalu.

Setelah selesai transfer, tanpa pikir panjang, dia ambil uang cash. Dia
berpikir bahwa pensiunan itu pasti juga membutuhkan uang kuliah untuk
anaknya.

Kemudian ditelusurinya malam yang lengang, dicarinya rumah pensiunan
itu. Setelah muter muter dan bertanya akhirnya ditemukan rumah yg
sederhana. Dengan pagar separoh yang sudah terkunci.

Setelah di mengetok ngetok pagar beberapa lama, seorang laki laki
bersarung dan tangannya memegang tasbih menyambutnya. Betapa
terkejutnya saat mengetahui Sahabat Saya yang datang.

" Oh Pak mari masuk pak, ada apa pak malam-malam ?".

Setelah duduk, akhirnya sahabat saya mengatakan minta maaf karena malam
malam datang.

" Sasya tadi dari ATM, mentransfer uang kuliah anak saya" Kata sahabat
saya "Tiba tiba Saya teringat Bapak"

Sahabat saya melanjutkan : " Begini pak saya kan telah berjanji mmemberi
bapak uang untuk kuliah anak bapak. Ini uangnya".

Orang tua itu mengalirkan airmatanya di ujung mata, tak bisa berkata
kata

" Subhanallah Pak " akhirnya dia berkata masih terbata " Pak, saya sudah
di titik hampir putus asa. Tadi anak saya mestinya berangkat ke Yogya,
tetapi tidak mau. Itu dia di kamar meringkuk. Dia bilang kalau belum
bawa uang kuliah dia tidak akan pergi"

" Saya hanya mampu mengadu pada Allah. Saya serahkan sepenuhnya pada
Kekuasaan Allah. Saya hanya minta pada NYA. Sudah beberapa jam saya
berada diatas sajadah Pak. ".

.

Dipanggilnya anaknya. Kemudian setelah diberitahu siapa Sahabat saya,
anak itu mencium tangan dan mengucap terima kasih.

" Berterimakasihlah pada allah saya hanya melantarkan saja." Kata
sahabat saya lembut. Dan kemudian dia pamit.

============ ========= ========= ========= ========= ====

Terimakasih sahabatku, semoga yang engkau lakukan memberi Inspirasi
kepada yang lain.

Jakarta akhir Februari 2010.

Hudi Darminto.

Hudie_de@yahoo. com

(( Renungan sahabat saya : Ini pertanda dari allah, untuk inilah dia
dipindah kesini, ditempat yang lama gajinya besar sementara tak ada
yang meminta karena didaerah terpencil. Setelah pindahdengan gaji yg
jauh lebih kecil dia banyak disuruh allah untuk memberi)).

allah untuk memberi)).

Hudi Darminto

Rahasia kehidupan adalah memberi

*****

sumber : milis FLP

Istriku itu...

Bismillah..

"Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri shalehah." (HR Muslim dan Ibnu Majah)

Seorangayah. wp.com,
Udara dhuha itu begitu cerah, secerah wajah seorang suami yang sedang
berbunga-bunga. Sesaat setelah dhuha, dia duduk di meja kantornya,
menghadapai komputer yang tetap setia menemani. Sesekali wajahnya di
tengok-kan ke sebelah kiri ke jendela, memandang arus lalu lintas di
Jalan Gatot Subroto, “Ehm…masih lancar gumamnya”. Sambil memandang ke
Jalan Gatot Subroto dari lantai 11, fikirannya hanya terbayang wajah
cantik sang kekasih hati, bidadarinya, yang sudah hampir tiga tahun
ini, setia menemani dalam suka dan duka.

Seorang sahabat menepuk pundaknya, “Kok senyam-senyum sendiri?”
sambil mendekat duduk kepada pemuda yang berstatus ayah muda itu. “Iya,
sedang memikirkan kekasih hati”, jawabnya sambil tetap senyam-senyum
sambil menatap jalanan Gatot Subroto yang perlahan padat merayap.

“Adakah yang kau pikirkan dengan kekasih hatimu itu?” Tanya rekan
kerja yang memang sejak awal masuk sudah menjadi teman ngobrolnya itu.
“Iya, saya sedang berfikir, apakah istri saya itu istri shalihah?”
curhatnya sambil memindahkan arah pandangan ke arah kuningan, dan yang
tampak hanyalah barisan gedung Wisma Karya, RNI dan gedung lainnya.
“Memangnya istri kamu kenapa?” sahabatnya bertanya dengan intonasi
menyelidik, dan memang karena mereka sudah seperti saudara, maka
perbincangan- pun berlanjut.

Istriku itu…

Jika ia lebih awal bangun dan itu belum waktu shalat Shubuh,
biasanya ia membangunkanku dengan lembut, tangannya yang halus, mungil
serta putih itu menyentuhku perlahan, dan ketika ku buka mata ini,
tampaklah wajah cantik nan ayu sudah tersenyum manis. Dan terucaplah
kata-kata lembutnya : “Sholat Tahajud Yuuk”, sambil memberi “sun” saya
langsung bergegas menuju tempat wudhu, sesampainya di kamar, bidadari
manisku itu sedang menunggu untuk shalat bersama. Dengan balutan mukena
yang bercorak border pink dengan warna dominant putih, wajah putihnya
kian cantik dan begitu sejuk di pandang, “Ya Allah…jadikanlah wanita
ini menjadi penghulu para bidadari di Syurga nanti” do’aku dalam hati.
Lanjut membaca

============ ========= ========
Dibutuhkan senyum untuk hidup...
Semangat untuk bergerak...
Iman untuk berjuang dan
Sahabat untuk saling mengingatkan. ..
============ ========= ========
Abdul Azis, S.Pd
PT. JARING DATA INTERAKTIF
Qtv | SwaraChannel
e.mail : azis@qchannel. tv
Ph. +6221-52900303 | Fax. +6221-52900301
www.abdulazis. com
www.cahayarumah. multiply. com
============ ========= ========

sumber : milis sekolah kehidupan

Template by : kendhin x-template.blogspot.com